Di dunia sekarang ini, komunikasi – lebih tepatnya, komunikasi yang efektif – telah berkurang secara signifikan terutama karena kurangnya waktu. Keterlambatan komunikasi dalam keluarga dan masyarakat mengganggu hubungan interpersonal dan intrapersonal, yang berujung pada berbagai masalah psikologis. Gangguan psikologis jangka panjang telah menimbulkan masalah sosial seperti bunuh diri, pembunuhan, dan kejahatan serius lainnya.
Metakomunikasi Terapeutik dalam Konseling atau Terapi Keluarga
Psikoterapi sangat membantu dalam menangani masalah ini. Psikolog klinis menggunakan strategi yang berbeda untuk berkomunikasi dengan pasien dan mengungkapkan penderitaan mereka.
Manusia berkomunikasi dalam tiga cara, secara garis besar:
- Lisan
- Non-verbal
- Visual
Apa itu Metakomunikasi?
Meta-komunikasi adalah sarana komunikasi melalui ekspresi non-verbal seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, gerak tubuh, nada suara, dll. Ini adalah proses komunikasi sekunder yang digunakan bersama dengan komunikasi verbal.
Terkadang, ini bisa menjadi metode komunikasi utama antara dua individu. Isyarat sekunder ini bertindak sebagai isyarat utama yang digunakan untuk menafsirkan komunikasi di antara mereka. Meta-komunikasi kemudian menjadi proses kolaboratif mengumpulkan informasi yang maksimal selama percakapan tersebut.
Our Wellness Programs
Siapa yang Menemukan Metakomunikasi?
Gregory Bateson, seorang ilmuwan sosial, menciptakan istilah ‘meta-komunikasi’ pada tahun 1972.
Looking for services related to this subject? Get in touch with these experts today!!
Experts
Banani Das Dhar
India
Wellness Expert
Experience: 7 years
Devika Gupta
India
Wellness Expert
Experience: 4 years
Trupti Rakesh valotia
India
Wellness Expert
Experience: 3 years
Sarvjeet Kumar Yadav
India
Wellness Expert
Experience: 15 years
Shubham Baliyan
India
Wellness Expert
Experience: 2 years
Sejarah Metakomunikasi
Donald Kessler pada tahun 1988 menggunakan meta-komunikasi sebagai sarana terapeutik untuk meningkatkan hubungan interpersonal antara terapis dan pasien. Dalam pengalamannya, ini mengarah pada pemahaman yang lebih baik di antara mereka dan memberikan umpan balik yang benar kepada terapis tentang status mental pasien saat ini.
Bagaimana Metakomunikasi Digunakan untuk Kesehatan Mental
Meta-komunikasi adalah alat psiko-terapi untuk mengobati gangguan perilaku. Ini dianggap sebagai salah satu alat terbaik dalam psikoterapi untuk mengatasi masalah keluarga yang timbul karena miskomunikasi perilaku antara satu atau lebih anggota keluarga. Selama sesi terapi keluarga kelompok, kadang-kadang, terapis harus bergantung terutama pada isyarat sekunder untuk sampai pada kesimpulan apa pun, karena anggota keluarga mungkin tidak nyaman berbicara di depan anggota lain.
Contoh Metakomunikasi Terapeutik
Misalnya, jauh lebih mudah bagi dokter atau terapis untuk menilai pasien saat mereka hadir secara fisik, daripada melalui percakapan telepon. Saat hadir secara fisik, terapis dapat secara aktif mendengarkan masalah pasien. Pada saat yang sama, mereka menganalisis ekspresi dan bahasa tubuh pasien untuk membentuk strategi pengobatan yang efektif.
Bagaimana Memulai Proses Metakomunikasi Terapeutik
Meta-komunikasi dapat dimulai dengan:
- Mengajukan pertanyaan pengantar kepada pasien, seperti “Bagaimana perasaan Anda hari ini?â€
- Berbagi pengamatan terapis dengan pasien, seperti “Saya pikir Anda terganggu hari ini.â€
- Terapis juga dapat berbagi perasaan, pandangan, atau pengalaman mereka dengan pasien tentang hal-hal terkait. Ini membantu mengembangkan ikatan yang kuat antara terapis dan pasien.
Jenis Meta-Komunikasi
Klasifikasi sarjana semantik William Wilmot berfokus pada meta-komunikasi dalam hubungan manusia.
Meta-komunikasi tingkat hubungan
Sinyal non-verbal antara pasien dan terapis tumbuh seiring waktu. Sinyal atau ekspresi wajah yang diberikan pasien pada sesi terapi pertama tidak akan sama setelah 30 sesi. Ini karena hubungan telah tumbuh antara pasien dan terapis.
Meta-komunikasi tingkat episodik
Jenis komunikasi ini terjadi tanpa hubungan relasional. Ini hanya mencakup satu interaksi. Ekspresi antara pasien dan terapis berbeda jika pasien tahu bahwa mereka berinteraksi dengan dokter hanya sekali seumur hidup. Jika pasien tahu bahwa interaksi baru saja dimulai dan dapat berlanjut, ekspresi verbal dan non-verbal akan sangat berbeda.
Prinsip -prinsip meta-komunikasi
Seorang terapis harus mengikuti prinsip-prinsip berikut dalam sesi mereka dalam hal meta-komunikasi:
- Libatkan pasien dalam interaksi kolaboratif selama intervensi. Pasien harus merasakan keaslian intervensi terapis.
- Pasien harus merasa nyaman saat berbagi perjuangan mereka dengan terapis.
- Terapis harus berpikiran terbuka dalam mendekati pasien. Hal ini membuat pasien tidak defensif dalam komunikasi mereka.
- Terapis harus mengakui perasaan mereka terhadap pasien. Ini membantu pasien untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan terapis.
- Pertanyaan yang disusun oleh terapis harus fokus pada situasi saat ini dan spesifik. Ini membantu pasien menyadari perilaku mereka dan apa yang perlu diubah.
- Terapis harus terus-menerus memantau kedekatan atau keterkaitan yang berkembang antara mereka dan pasien. Pergeseran kedekatan apa pun dapat berdampak langsung pada terapi.
- Terapis harus mengevaluasi kembali situasi sesering mungkin untuk menghindari kehilangan perubahan situasi yang sedang berlangsung.
- Akhirnya, terapis harus menerima dan mengharapkan kegagalan dalam komunikasi dan bersiap untuk mengalami kebuntuan yang sama berulang kali.
Skenario Terapi untuk Metakomunikasi
Bukan hanya psikolog yang menggunakan konseling sebagai bagian dari terapi mereka. Praktisi medis lain seperti ahli bedah, fisioterapis, dan perawat juga menggunakan meta-komunikasi sebagai alat selama sesi konseling mereka.
skenario 1
Seorang pasien datang dengan anggota keluarga untuk sesi konseling. Terapis mendapatkan ekspresi yang berbeda atau isyarat nonverbal ketika berinteraksi dengan pasien sendiri dan di hadapan anggota keluarga.
Skenario 2
Seorang pasien terlihat penuh perhatian selama terapi konseling tetapi bahasa tubuh mereka tampaknya tidak demikian. Mereka mungkin sering melihat jam tangan atau gelisah dengan ponsel mereka.
Skenario 3
Seorang anak mengeluh sering sakit perut tanpa temuan klinis yang jelas. Terapis bergantung pada isyarat non-verbal untuk memverifikasi situasi yang sebenarnya. Mereka kemudian menemukan bahwa alasan anak sering sakit perut adalah untuk menghindari sekolah.
Seberapa Efektif Metakomunikasi Terapeutik dalam Terapi?
Meta-komunikasi harus selalu dikorelasikan dengan metode komunikasi lain untuk sampai pada kesimpulan definitif mengenai perawatan pasien. Namun, meta-komunikasi dapat digunakan sebagai satu-satunya alat komunikasi pada orang-orang yang telah kehilangan kemampuan mereka untuk berkomunikasi. Mereka mungkin orang-orang yang terkena gangguan mental tertentu atau yang bisu, atau anak-anak.
Efektivitas konseling tergantung pada interpretasi yang benar dari isyarat non-verbal yang diberikan oleh pasien kepada terapis. Pengalaman terapis membantu menafsirkan sinyal meta-komunikatif ini dengan benar. Semua praktisi psikoterapi harus menggunakan meta-komunikasi untuk mengembangkan hubungan pasien-terapis yang kuat.